HIDUPKU ADALAH IBADAHKU (3) – Ibrani 13 : 18-25
INTRODUCTION :
- Pada pagi hari ini kita akan masuk pada sesi terakhir dari tema Hidupku adalah Ibadahku, yaitu sesi Membangun Kehidupan Yang Bergantung Kepada Tuhan.
- Di dalam tema hidupku adalah Ibadahku dilatarbelakangi dari pasal sebalumnya, yaitu pada Ibrani 12:26-29
26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."
27 Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.
28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.
- Saudara tentu masih ingat dengan peristiwa krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998, di mana pada saat itu ada begitu banyak bank dan perusahaan yang kolaps, terjadi kepanikan dan kebingungan, bahkan terjadi kerusuhan-kerusuhan. Nilai mata uang USD yang tadinya berada di nilai sekitar Rp. 2000,- tiba-tiba melonjak drastis sampai sekitar 18 ribu rupiah. Suatu kepanikan dan krisis yang dahsyat terjadi bagi Indonesia pada waktu itu, dan sampai hari inipun hal tersebut belum pulih dengan baik.
- Kita melihat hari-hari ini bagaimana kerajaan-kerajaan digoncang, dan kita akan melihat ke depan akan terjadi goncangan-goncangan yang makin besar, hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan atau bayangkan sebelumnya mungkin saja dapat terjadi. Namun ada suatu tempat yang tidak dapat digoncangkan, yaitu waktu kita tinggal didalam Kerajaan Allah.
Mari saya berikan sebuah perumpamaan: Sejak dibukanya impor kendaraan-kendaraan mewah dari luar negeri, maka kalau kita melihat khususnya dijalan-jalan kota Jakarta, kita akan melihat ada banyak mobil-mobil mewah yang berharga miliaran rupiah dengan merek-merek yang jarang kita lihat. Mobil-mobil tersebut diimpor dalam keadaan Completely Built Up (CBU), artinya kendaraan tersebut diproduksi secara utuh langsung dari pabrik pembuatnya di luar negeri, dengan seratus persen komponen yang ada termasuk semua aksesorisnya juga berasal dari pabrik pembuatnya. Sehingga harga mobil-mobil tersebutpun dapat berubah dengan cepat, tergantung perubahan kurs mata uang yang terjadi. Jadi jika seseorang memesan sebuah mobil yang seperti demikian dengan harga tertentu, maka jika mobil tersebut tiba dan kurs mata uang berubah, maka harga mobil tersebutpun ikut mengalami perubahan.
Hal yang sama juga terjadi dengan dunia ini: saudara sudah menerima Keajaan yang tidak tergoncangkan itu. Jika saudara mau tinggal dalam kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan selama saudara hidup di dunia ini, maka saudara perlu mengucap syukur dan beribadah sehingga goncangan boleh terjadi, tetapi saudara tidak akan tergoncangkan!
Mazmur 46:2-8: Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela, Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumi pun hancur.TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.
- Bagaimana kita dapat membagun kehidupan yang bergantung kepada Tuhan ?
ISI
1. MEMBANGUN KEBIASAAN BERDOA – ay 18-19.
- Doa merupakan nafas hidup orang Kristen. Mengapa demikian? Karena spirit kekristenan kita dapat menjadi padam tanpa kita berdoa kepada Allah. Apa itu spirit kekristenan? Kekristenan bukanlah agama, you are christian - you do like Christ.
- Makin kita berdoa makin kita tahu bahwa kita tidak mampu berbuat apa-apa dan makin kita mengandalkan Allah. Demikian bila kita tidak berdoa, maka tidak saudara sadari bahwa saudara masuk pada kehidupan yang tidak bergantung pada Allah, melainkan pada kekuatan diri sendiri. Mengapa bisa demikian? Sebab ketika kita berdoa, fokus kita adalah kepada Tuhan, bukan lagi pada lingkungan kita, masalah kita, pencobaan, dan godaan kita.
- Oleh sebab itu, kita tidak seharusnya hanya berdoa pada waktu-waktu tertentu saja. Benar kita perlu meluangkan waktu untuk saat teduh pada waktu khusus. Hal itu adalah perlu dalam rangka kita mendapatkan ‘makanan & minuman’ rohani. Kebiasaan berdoa adalah seperti nafas, artinya mengalir senantiasa dalam hidup kita, membawa kita pada suatu hidup yang sepenuhnya bergantung kepada Tuhan.
Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
- Begitu mudah kita ini terhanyut dalam nilai-nilai dunia ketika pikiran kita kosong atau ketika banyak godaan di sekeliling kita. Apabila kita membangun suatu kebiasaan berdoa, maka kita terhindar dari berbagai pencobaan dan padamnya Roh di dalam hati kita. Apa sajakah yang seringkali memadamkan spirit saudara?
1 Tes 5: 16 Bersukacitalah senantiasa.
17 Tetaplah berdoa.
18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
19 Janganlah padamkan Roh
- Ada begitu banyak topik doa yang dapat kita doakan. Alkitab mengajar kita memperhatikan 3 aspek besar yang menjadi obyek pelayanan kita, yaitu : Kerajaan Allah, Pribadi & Keluarga, dan Belas kasihan / kebutuhan kepada orang lain. Untuk 3 hal ini uang kita gunakan dalam porsi yang tepat, demikian pula dalam kita berdoa. Saya yakin dalam 3 bagian tersebut ada begitu banyak pokok doa yang tiada henti-hentinya dapat kita doakan.
- Memang pada awal ketika saudara membangun kebiasaan berdoa yang mengalir seperti nafas seolah-olah merasa capek secara pikiran (karena bagaimanapun kita harus berkonsentrasi sewaktu berdoa – meskipun itu di dalam hati), namun membangun kebiasaan yang demikian akan membawa banyak dampak di dalam hidup kita, kita menjadi tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, menjadi tidak pelit, peka terhadap kebutuhan orang lain, dsb.
2. MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN GEMBALA AGUNG KITA – YESUS KRISTUS – ay 20-21.
- Kita mengenal Yesus dalam berbagai gelar di dalam kitab Ibrani ini : Imam Besar, Pencipta Alam semesta, Yang awal dan Yang Akhir, Gambar dari Kemuliaan Allah, Juru selamat kita, TUHAN, Pengantara manusia dengan Allah, Anak Allah, Kebenaran, Firman Allah, dan pada pasal ini kita mengenal satu gelar lagi, yaitu sebagai Gembala Agung. Kitab Ibrani membawa kita untuk mengenal Satu dari Pribadi Tritunggal, yaitu Yesus Kristus. Pengenalan akan Kristus ini ber-efek pada kedewasaan rohani kita. Masih ingat mengapa kitab ibrani ini ditulis?
- Gambaran sifat bergantungnya kita kepada Allah adalah seperti Gembala dan domba. Ini bukan menggambarkan kelemahan kita – meskipun kita ini memang lemah. Namun, ini adalah gambaran bagaimana berada dalam “penggembalaan” Allah adalah suatu kehidupan yang sangat menyenangkan – penuh damai sejahtera dan keamanan – tidak peduli bagaimana keadaan lingkungan saudara pada saat itu.
- Daud menggambarkan hubungan tersebut secara luar biasa dalam Mazmur 23.
1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
- Di dalam penggembalaan ini ada tujuan dan ada pembentukan, pendewasaan yang kita peroleh (sama seperti penggembalaan yang kita lakukan). Dikatakan bahwa Yesus memperlengkapi kita untuk dapat melakukan kehendak-Nya sehingga hidup kita berkenan di hadapan-Nya. Itulah ibadah kita kepada-Nya.
- Jadi, kalau saudara di dalam proses “penggembalaan” Allah hingga saat ini masih fokus pada keinginan diri sendiri saja dan tidak mau mengerti kehendak Allah, maka saudara masih belum naik kelas. Karena apa saudara? Karena kita ini domba-domba yang akan ditempatkan di tengah-tengah srigala. Betapa kita harus terlatih bergantung pada Tuhan dan bukan pada kekuatan kita sendiri.
- Bagaimana saudara dapat mengenal Yesus Gembala kita? Di dalam Mazmur 23 tadi sangat jelas bagaimana Daud dapat mengenal Gembalanya. Yaitu dengan mengikuti pimpinan-Nya dalam hidup ini. Pimpinan-Nya mungkin melewati lembah kekelaman, namun tetap mengikuti Dia, bersekutu dengan Dia dan Firman-Nya, tetap percaya dan melangkah. Makin kita mengalami kemenangan yang Allah sediakan, makin kita mengenal Yesus sebagai Gembala Agung kita. Itulah kehidupan yang bergantung kepada Tuhan.
3. MELIBATKAN dan MENAATI PEMIMPIN ROHANI KITA – ay 22-23.
- Bila kita ingin berhasil membangun kehidupan yang bergantung kepada Tuhan, maka salah satu kuncinya adalah membuka hidup kita kepada pemimpin rohani yang Tuhan tempatkan di dalam hidup kita. Mengapa demikian saudara? Kebanyakan dari kita atau anak Tuhan akan jatuh pada hal yang mereka tutup-tutupi. Sesuatu yang kita tutup-tutupi akan menjadi suatu “keropos” yang lama-lama akan dapat menjatuhkan atau bahkan menghancurkan hidup kita.
- Kita lihat Yudas Iskariot, dia jatuh dalam hal keuangan. Apa yang sebenarnya dia lakukan sebelum peristiwa penjualan Yesus itu terjadi?
Joh 12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
- Tuhan menempatkan pemimpin rohani dalam hidup kita bukan untuk tujuan membebani atau membelenggu, menyulitkan hidup saudara, karena kita semua sudah “merdeka” di dalam Kristus dan tidak seorang pun dapat memberikan beban lain dalam hidup kita. Itulah yang terjadi ketika kita “dengan terpaksa” terbuka terhadap pemimpin, maka kita merasa terbeban, terbelenggu, dll –seperti yang Yudas rasakan pada waktu itu. Dan itu adalah tanda bahwa ada “kekeroposan” yang ada dalam hidup kita.
- Saudara tentu sudah belajar kemarin bahwa pentingnya taat kepada para pemimpin rohani karena mereka berjaga-jaga atas jiwa kita. Artinya apa saudara? Artinya Allah memberikan kemampuan dan hikmat kepada pemimpin rohani untuk menjaga jiwa saudara. Jiwa disini bukan bicara tentang keselamatan, namun bicara tentang spirit – jiwa kekristenan kita, yang dapat menjadi padam bila tidak kita jaga.
- Sekali lagi, membangun sebuah gaya hidup / kebiasaan memang selalu tidak mudah. Apalagi kebiasaan untuk terbuka dan melibatkan pemimpin, itu bukan sesuatu yang mudah. Apa yang perlu saudara lakukan agar dapat berhasil membangunnya? Lihat teladan dan contoh hidup mereka yang terbuka dan taat kepada para pemimpin, bagaimana hidup mereka? Untuk mengetahuinya saudara harus juga dekat dengan mereka. Orang yang terbuka, melibatkan pemimpin, jauh lebih cepat mengalami pemulihan sedangkan orang yang tidak terbuka dan tidak meibatkan pemimpin akan lebih cepat mengalami kehancuran dan lebih lama pemulihannya.
- Mari kita belajar ketaatan dari Naaman. Anda ingat dengan Naaman, panglima raja Aram yang terkena kusta (2 Raj. 5)? Anda bisa bayangkan bagaimana gusar hatinya saat Nabi Elisa menyuruhnya mandi di sungai Yordan yang kotor itu sebanyak 7 kali? Mengapa Nabi Elisa tidak mengangkat dan menggerak-gerakkan tangannya untuk menyembuhkan dia saat itu juga, tanpa melalui proses berbelit-belit? Atau mandi di sungai-sungai Damsyik yang lebih jernih? Apakah air sungai Yordan ada tuahnya? Tidak ada! Masalahnya terletak pada ketaatan. Meskipun kepalanya dipenuhi dengan pertanyaan, namun Naaman taat. Dan ia disembuhkan! Seandainya ia tidak melakukan perintah Elisa itu, seumur hidupnya ia akan menanggung penyakit kusta itu.
- Naaman adalah orang yang belum mengenal Allah Israel pada waktu itu, namun dia telah belajar untuk taat kepada Elisa pada waktu itu dan ia mengalami mujizat Tuhan.
- Memiliki kehidupan yang bergantung kepada Allah adalah sebuah pilihan diantara beribu pilihan untuk hidup dalam kehendak diri sendiri, namun ketika saudara memilih untuk bergantung kepada Allah, itulah Ibadahmu yang sejati di hadapan Allah dan saudara tinggal di dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan, di bumi ini maupun di sorga kelak. Amin.
Sunday, July 18, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Casino Queen Hotel in Reno - Mapyro
ReplyDeleteThe 구미 출장안마 Casino 성남 출장안마 Queen Hotel in Reno is a hotel with its own casino that was opened in 1997. 세종특별자치 출장마사지 Located just a stone's throw from the Reno 포항 출장샵 area 천안 출장샵 and under the