Sunday, July 18, 2010

MEMBANGUN KEHIDUPAN YANG BERGANTUNG PADA TUHAN

HIDUPKU ADALAH IBADAHKU (3) – Ibrani 13 : 18-25

INTRODUCTION :
- Pada pagi hari ini kita akan masuk pada sesi terakhir dari tema Hidupku adalah Ibadahku, yaitu sesi Membangun Kehidupan Yang Bergantung Kepada Tuhan.
- Di dalam tema hidupku adalah Ibadahku dilatarbelakangi dari pasal sebalumnya, yaitu pada Ibrani 12:26-29
26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."
27 Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.
28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

- Saudara tentu masih ingat dengan peristiwa krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998, di mana pada saat itu ada begitu banyak bank dan perusahaan yang kolaps, terjadi kepanikan dan kebingungan, bahkan terjadi kerusuhan-kerusuhan. Nilai mata uang USD yang tadinya berada di nilai sekitar Rp. 2000,- tiba-tiba melonjak drastis sampai sekitar 18 ribu rupiah. Suatu kepanikan dan krisis yang dahsyat terjadi bagi Indonesia pada waktu itu, dan sampai hari inipun hal tersebut belum pulih dengan baik.
- Kita melihat hari-hari ini bagaimana kerajaan-kerajaan digoncang, dan kita akan melihat ke depan akan terjadi goncangan-goncangan yang makin besar, hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan atau bayangkan sebelumnya mungkin saja dapat terjadi. Namun ada suatu tempat yang tidak dapat digoncangkan, yaitu waktu kita tinggal didalam Kerajaan Allah.
Mari saya berikan sebuah perumpamaan: Sejak dibukanya impor kendaraan-kendaraan mewah dari luar negeri, maka kalau kita melihat khususnya dijalan-jalan kota Jakarta, kita akan melihat ada banyak mobil-mobil mewah yang berharga miliaran rupiah dengan merek-merek yang jarang kita lihat. Mobil-mobil tersebut diimpor dalam keadaan Completely Built Up (CBU), artinya kendaraan tersebut diproduksi secara utuh langsung dari pabrik pembuatnya di luar negeri, dengan seratus persen komponen yang ada termasuk semua aksesorisnya juga berasal dari pabrik pembuatnya. Sehingga harga mobil-mobil tersebutpun dapat berubah dengan cepat, tergantung perubahan kurs mata uang yang terjadi. Jadi jika seseorang memesan sebuah mobil yang seperti demikian dengan harga tertentu, maka jika mobil tersebut tiba dan kurs mata uang berubah, maka harga mobil tersebutpun ikut mengalami perubahan.
Hal yang sama juga terjadi dengan dunia ini: saudara sudah menerima Keajaan yang tidak tergoncangkan itu. Jika saudara mau tinggal dalam kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan selama saudara hidup di dunia ini, maka saudara perlu mengucap syukur dan beribadah sehingga goncangan boleh terjadi, tetapi saudara tidak akan tergoncangkan!
Mazmur 46:2-8: Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Sela, Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai.Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumi pun hancur.TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.
- Bagaimana kita dapat membagun kehidupan yang bergantung kepada Tuhan ?
ISI
1. MEMBANGUN KEBIASAAN BERDOA – ay 18-19.
- Doa merupakan nafas hidup orang Kristen. Mengapa demikian? Karena spirit kekristenan kita dapat menjadi padam tanpa kita berdoa kepada Allah. Apa itu spirit kekristenan? Kekristenan bukanlah agama, you are christian - you do like Christ.
- Makin kita berdoa makin kita tahu bahwa kita tidak mampu berbuat apa-apa dan makin kita mengandalkan Allah. Demikian bila kita tidak berdoa, maka tidak saudara sadari bahwa saudara masuk pada kehidupan yang tidak bergantung pada Allah, melainkan pada kekuatan diri sendiri. Mengapa bisa demikian? Sebab ketika kita berdoa, fokus kita adalah kepada Tuhan, bukan lagi pada lingkungan kita, masalah kita, pencobaan, dan godaan kita.
- Oleh sebab itu, kita tidak seharusnya hanya berdoa pada waktu-waktu tertentu saja. Benar kita perlu meluangkan waktu untuk saat teduh pada waktu khusus. Hal itu adalah perlu dalam rangka kita mendapatkan ‘makanan & minuman’ rohani. Kebiasaan berdoa adalah seperti nafas, artinya mengalir senantiasa dalam hidup kita, membawa kita pada suatu hidup yang sepenuhnya bergantung kepada Tuhan.
Efesus 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
- Begitu mudah kita ini terhanyut dalam nilai-nilai dunia ketika pikiran kita kosong atau ketika banyak godaan di sekeliling kita. Apabila kita membangun suatu kebiasaan berdoa, maka kita terhindar dari berbagai pencobaan dan padamnya Roh di dalam hati kita. Apa sajakah yang seringkali memadamkan spirit saudara?
1 Tes 5: 16 Bersukacitalah senantiasa.
17 Tetaplah berdoa.
18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
19 Janganlah padamkan Roh
- Ada begitu banyak topik doa yang dapat kita doakan. Alkitab mengajar kita memperhatikan 3 aspek besar yang menjadi obyek pelayanan kita, yaitu : Kerajaan Allah, Pribadi & Keluarga, dan Belas kasihan / kebutuhan kepada orang lain. Untuk 3 hal ini uang kita gunakan dalam porsi yang tepat, demikian pula dalam kita berdoa. Saya yakin dalam 3 bagian tersebut ada begitu banyak pokok doa yang tiada henti-hentinya dapat kita doakan.
- Memang pada awal ketika saudara membangun kebiasaan berdoa yang mengalir seperti nafas seolah-olah merasa capek secara pikiran (karena bagaimanapun kita harus berkonsentrasi sewaktu berdoa – meskipun itu di dalam hati), namun membangun kebiasaan yang demikian akan membawa banyak dampak di dalam hidup kita, kita menjadi tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, menjadi tidak pelit, peka terhadap kebutuhan orang lain, dsb.
2. MEMBANGUN HUBUNGAN DENGAN GEMBALA AGUNG KITA – YESUS KRISTUS – ay 20-21.
- Kita mengenal Yesus dalam berbagai gelar di dalam kitab Ibrani ini : Imam Besar, Pencipta Alam semesta, Yang awal dan Yang Akhir, Gambar dari Kemuliaan Allah, Juru selamat kita, TUHAN, Pengantara manusia dengan Allah, Anak Allah, Kebenaran, Firman Allah, dan pada pasal ini kita mengenal satu gelar lagi, yaitu sebagai Gembala Agung. Kitab Ibrani membawa kita untuk mengenal Satu dari Pribadi Tritunggal, yaitu Yesus Kristus. Pengenalan akan Kristus ini ber-efek pada kedewasaan rohani kita. Masih ingat mengapa kitab ibrani ini ditulis?
- Gambaran sifat bergantungnya kita kepada Allah adalah seperti Gembala dan domba. Ini bukan menggambarkan kelemahan kita – meskipun kita ini memang lemah. Namun, ini adalah gambaran bagaimana berada dalam “penggembalaan” Allah adalah suatu kehidupan yang sangat menyenangkan – penuh damai sejahtera dan keamanan – tidak peduli bagaimana keadaan lingkungan saudara pada saat itu.
- Daud menggambarkan hubungan tersebut secara luar biasa dalam Mazmur 23.
1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
- Di dalam penggembalaan ini ada tujuan dan ada pembentukan, pendewasaan yang kita peroleh (sama seperti penggembalaan yang kita lakukan). Dikatakan bahwa Yesus memperlengkapi kita untuk dapat melakukan kehendak-Nya sehingga hidup kita berkenan di hadapan-Nya. Itulah ibadah kita kepada-Nya.
- Jadi, kalau saudara di dalam proses “penggembalaan” Allah hingga saat ini masih fokus pada keinginan diri sendiri saja dan tidak mau mengerti kehendak Allah, maka saudara masih belum naik kelas. Karena apa saudara? Karena kita ini domba-domba yang akan ditempatkan di tengah-tengah srigala. Betapa kita harus terlatih bergantung pada Tuhan dan bukan pada kekuatan kita sendiri.
- Bagaimana saudara dapat mengenal Yesus Gembala kita? Di dalam Mazmur 23 tadi sangat jelas bagaimana Daud dapat mengenal Gembalanya. Yaitu dengan mengikuti pimpinan-Nya dalam hidup ini. Pimpinan-Nya mungkin melewati lembah kekelaman, namun tetap mengikuti Dia, bersekutu dengan Dia dan Firman-Nya, tetap percaya dan melangkah. Makin kita mengalami kemenangan yang Allah sediakan, makin kita mengenal Yesus sebagai Gembala Agung kita. Itulah kehidupan yang bergantung kepada Tuhan.
3. MELIBATKAN dan MENAATI PEMIMPIN ROHANI KITA – ay 22-23.
- Bila kita ingin berhasil membangun kehidupan yang bergantung kepada Tuhan, maka salah satu kuncinya adalah membuka hidup kita kepada pemimpin rohani yang Tuhan tempatkan di dalam hidup kita. Mengapa demikian saudara? Kebanyakan dari kita atau anak Tuhan akan jatuh pada hal yang mereka tutup-tutupi. Sesuatu yang kita tutup-tutupi akan menjadi suatu “keropos” yang lama-lama akan dapat menjatuhkan atau bahkan menghancurkan hidup kita.
- Kita lihat Yudas Iskariot, dia jatuh dalam hal keuangan. Apa yang sebenarnya dia lakukan sebelum peristiwa penjualan Yesus itu terjadi?
Joh 12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

- Tuhan menempatkan pemimpin rohani dalam hidup kita bukan untuk tujuan membebani atau membelenggu, menyulitkan hidup saudara, karena kita semua sudah “merdeka” di dalam Kristus dan tidak seorang pun dapat memberikan beban lain dalam hidup kita. Itulah yang terjadi ketika kita “dengan terpaksa” terbuka terhadap pemimpin, maka kita merasa terbeban, terbelenggu, dll –seperti yang Yudas rasakan pada waktu itu. Dan itu adalah tanda bahwa ada “kekeroposan” yang ada dalam hidup kita.
- Saudara tentu sudah belajar kemarin bahwa pentingnya taat kepada para pemimpin rohani karena mereka berjaga-jaga atas jiwa kita. Artinya apa saudara? Artinya Allah memberikan kemampuan dan hikmat kepada pemimpin rohani untuk menjaga jiwa saudara. Jiwa disini bukan bicara tentang keselamatan, namun bicara tentang spirit – jiwa kekristenan kita, yang dapat menjadi padam bila tidak kita jaga.
- Sekali lagi, membangun sebuah gaya hidup / kebiasaan memang selalu tidak mudah. Apalagi kebiasaan untuk terbuka dan melibatkan pemimpin, itu bukan sesuatu yang mudah. Apa yang perlu saudara lakukan agar dapat berhasil membangunnya? Lihat teladan dan contoh hidup mereka yang terbuka dan taat kepada para pemimpin, bagaimana hidup mereka? Untuk mengetahuinya saudara harus juga dekat dengan mereka. Orang yang terbuka, melibatkan pemimpin, jauh lebih cepat mengalami pemulihan sedangkan orang yang tidak terbuka dan tidak meibatkan pemimpin akan lebih cepat mengalami kehancuran dan lebih lama pemulihannya.
- Mari kita belajar ketaatan dari Naaman. Anda ingat dengan Naaman, panglima raja Aram yang terkena kusta (2 Raj. 5)? Anda bisa bayangkan bagaimana gusar hatinya saat Nabi Elisa menyuruhnya mandi di sungai Yordan yang kotor itu sebanyak 7 kali? Mengapa Nabi Elisa tidak mengangkat dan menggerak-gerakkan tangannya untuk menyembuhkan dia saat itu juga, tanpa melalui proses berbelit-belit? Atau mandi di sungai-sungai Damsyik yang lebih jernih? Apakah air sungai Yordan ada tuahnya? Tidak ada! Masalahnya terletak pada ketaatan. Meskipun kepalanya dipenuhi dengan pertanyaan, namun Naaman taat. Dan ia disembuhkan! Seandainya ia tidak melakukan perintah Elisa itu, seumur hidupnya ia akan menanggung penyakit kusta itu.
- Naaman adalah orang yang belum mengenal Allah Israel pada waktu itu, namun dia telah belajar untuk taat kepada Elisa pada waktu itu dan ia mengalami mujizat Tuhan.
- Memiliki kehidupan yang bergantung kepada Allah adalah sebuah pilihan diantara beribu pilihan untuk hidup dalam kehendak diri sendiri, namun ketika saudara memilih untuk bergantung kepada Allah, itulah Ibadahmu yang sejati di hadapan Allah dan saudara tinggal di dalam Kerajaan yang tidak tergoncangkan, di bumi ini maupun di sorga kelak. Amin.

YESUS – KORBAN YANG SEMPURNA

Ibrani 10:1-18
• Melalui kitab Ibrani ini kita belajar banyak mengenai siapa Kristus yang menjadi Juruselamat kita. Kita belajar tentang Keilahian Kristus dan Kemanusiaan Kristus. Kita belajar keunggulan Kristus melebihi semua tokoh di dalam Alkitab. Kita belajar mengenai Keimam-an Dia dan Pelayanan-Nya dan Korban-Nya yang sempurna mengatasi semua imam dan semua hukum Taurat sehingga menyempurnakan kita.
• Di dalam kitab ini kita melihat bagaimana rencana Allah sejak semula untuk pembaharuan / pemulihan manusia digenapi dalam pribadi Kristus. Itulah sebabnya penulis ibrani ini ingin memastikan bahwa jemaat ibrani sungguh-sungguh mengalami pembaharuan itu setelah mengerti & mengenal Kristus dengan benar.
• Pengenalan yang benar akan Kristus membawa suatu pembaharuan di dalam kehidupan kita.
Efesus 4:20-24 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
• Bila kita melihat di dalam kitab Injil, kita melihat ada orang-orang yang berjumpa Krsitus secara pribadi, diantara orang-orang itu ada yang diubahkan hidupnya ada juga yang tidak mengalami perubahan apa-apa. Karena yang sebagian datang untuk mengenal-Nya dan sebagian lagi datang hanya untuk mencari kepentingannya sendiri.
Inilah penyebab mengapa mereka tidak mengalami pembaharuan hidup melainkan hanya mendapatkan keuntungan-keuntungan yang sementara.
• Itulah sebabnya banyak dari jemaat ibrani yang menjadi si tua yang kekanak-kanakan dan tidak ada jalan lain untuk mengubah jemaat yang seperti ini menjadi dewasa selain daripada membawa mereka untuk datang mengenal Kristus.
Yeremia 9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
• Oleh karena itu ini adalah waktu yang sangat baik untukkita datang mengenal Kristus lebih lagi dan mengalami pembaharuan yang dari Tuhan.

1. PERLUNYA KORBAN YANG SEMPURNA BAGI MANUSIA – ay 1-9

- Kitab ibrani menyebutkan ada begitu banyak yang tidak dapat dilakukan oleh hukum taurat : Tidak mampu memberikan pengorbanan yang sempurna sekali untuk selamanya, tidak mampu membersihkan hati nurani, tidak mampu membuat Allah berkenan kepada umat-Nya, tidak mampu mengampuni dosa-dosa, tidak mampu menyempurnakan mereka yang ada di dalamnya, tidak mampu memulihkan hubungan umat dengan Allahnya.

- Itulah sebabnya mengapa diperlukan sesuatu yang lebih sempurna dari Hukum Taurat, yang lebih sempurna dari korban-korban pada hari raya Pendamaian, dan yang lebih sempurna dari keimamatan lewi. Yaitu Kristus datang di dunia ini untuk memberikan kita Hukum Kasih Karunia, Korban yang sempurna yaitu Diri-Nya sendiri, dan menjadi Imam Besar Perjanjian Baru bagi kita.

- Itulah yang Allah kehendaki dari sejak Adam berbuat dosa, yaitu memperbarui manusia yang berdosa. Itulah yang manusia perlukan – pemulihan dari keadaannya yang berdosa dan di dalam maut. Dan oleh karena hukum taurat hanya merupakan bayangan saja dari apa yang akan datang (yaitu Kristus), maka ia tidak dapat memberikan pemulihan yang sejati.

- Ayat 4 justru mengatakan bahwa tidak mungkin darah domba jantan itu menghapuskan dosa. Jadi apa artinya saudara? Apakah tujuan Allah memerintahkan orang Israel untuk memberikan korban pendamaian, korban keselamatan, dsb?
Sebenarnya ayat 5-7 memberikan jawabannya dimana Allah sebenarnya tidak berkenan dengan segala korban bakaran maupun penghapus dosa. Artinya korban hewan tersebut memang tidak dapat menghapuskan dosa karena tidak ada darah korban dari hewan yang sempurna di hadapan Allah. Apa yang Allah kehendaki adalah tubuh Kristus (ay 5).
Lalu apa maksud diadakan korban tersebut? Maksudnya adalah tercantum dalam ayat 3 yaitu korban tersebut secara terus menerus akan mengingatkan orang israel akan dosa mereka dan untuk penebusan dosa mereka diperlukan penumpahan darah.
Jadi, hukum taurat ini merupakan bayangan dari apa yang Yesus akan kerjakan, bukan inti dari apa yang Allah berikan untuk pemulihan manusia.

- Jadi seberapa pun jumlah darah domba jantan tidak dapat menyamai darah Kristus bagi kita. Banyak orang Kristen masih memiliki pola lama (yaitu pola hukum taurat) dalam mengikut Kristus. Mereka berpikir bahwa semakin sering mereka pergi ke gereja, mereka akan menjadi semakin lebih dekat kepada Allah. Semakin banyak persembahan mereka, mereka lebih berkenan di hadapan Allah. Ingat, semua perbuatan baik yang dapat kita lakukan adalah sama seperti darah domba jantan, tidak sempurna di hadapan Allah. Seberapun sering dan banyaknya tidak memberikan suatu perkenanan di hadapan Allah. Hanya darah Kristus yang membuat kita berkenan di hadapan Allah dan ini sifatnya kekal, tidak bergantung pada baik tidaknya perbuatan kita selama hidup ini. Perbuatan baik kita setelah mengenal Kristus adalah merupakan buah yang dikerjakan Roh Kudus dalam hidup kita. Jadi, semua adalah kasih karunia dari Allah yang memulihkan kita baik secara posisi dan pengalaman. Dia ingin semua manusia menerima kasih karunia ini.

- Sekali lagi darah Kristus lah yang melayakkan kita di hadapan Bapa. Jadi, kita tidak lagi perlu merasa minder dan tertuduh sebab Kristus lah yang melayakkan kita. Adalah tipu daya iblis yang mengatakan kita tidak layak di hadapan Bapa. Demikian juga seringkali iblis membawa orang percaya untuk dibebani lagi dengan hukum-hukum taurat supaya akhirnya mereka menjadi lelah dan tawar hati sehingga undur rohani.


2. KORBAN YANG SEMPURNA MENCUKUPKAN KITA – ay 10-18

- Ibrani membandingkan bagaimana pelayanan para imam yang mempersembahkan korban tidak pernah berakhir dan tidak pernah dapat selesai untuk membereskan dosa umat Allah. Oleh sebab itu lah dikatakan para imam senantiasa berdiri, tiap tiap hari untuk mempersembahkan korban.
Sedangkan Yesus hanya sekali saja mempersembahkan diri-Nya sebagai korban kepada Allah dan setelah itu “duduk” di sebelah kanan Allah Bapa. Kata duduk di sini melambangkan pekerjaan-Nya telah selesai dan sempurna untuk menguduskan kita umat-Nya.

- Dan di dalam ayat 14 dikatakan : Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
Jadi, saudara dan saya bukanlah sombong bila kita berkata saya berkenan kepada Allah sebab saya telah menjadi sempurna. Mengapa? Karena Kristus lah yang telah menyempurnakan kita untuk selama-lamanya. Jadi, kesempurnaan kita tidak bergantung pada perbuatan-perbuatan yang kita lakukan selama hidup, namun ini berupa suatu ketetapan Allah bagi kita yang telah dikuduskan oleh darah Kristus.

- Oleh sebab itulah dikatakan betapa kayanya kita orang-orang yang terpilih di dalam Kristus. Efesus 1:3-9. (kita baca bersama-sama)
- Allah ingin kita hidup dalam suatu perjanjian yang baru dengan Dia. Allah kita adalah Allah yang berkomitmen, untuk itulah Dia mengikat perjanjian dengan kita. Di dalam sebuah hubungan (suami-istri misalnya), perjanjian merupakan sesuatu yang sangat penting menjadi dasar dari sebuah hubungan.
- Perjanjian ada 2 macam, antara orang yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah (tuan dengan budak) dan antara orang-orang yang setara kedudukannya. Biasanya orang yang lebih tinggi yang mengatur perjanjian – hak & tanggung jawab orang yang lebih rendah kedudukannya. Namun, Allah memperlakukan kita yang lebih rendah ini begitu luar biasa, menunjukkan bahwa Dia yang memiliki inisiatif untuk membawa kita menjadi milik-Nya yang tidak dapat diambil oleh siapapun juga.
Yesaya 49:15-16 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Dan Allah sendiri yang melukis diri-Nya di dalam hati kita – Yeremia 31:33

- Hidup dalam Perjanjian-Nya berarti percaya sepenuhnya kepada Allah dan kehendakNya dalam hidup kita.

Saturday, July 11, 2009

GOOD IDEA OR GOD’S IDEA Kisah 21:27-40

INTRODUCTION


Di dalam kehidupan ini diperlukan good idea, namun itu tidak cukup, yang terpenting dan yang terbaik adalah God’s idea.

Yes 55:8-9 : ((8) Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Ide yang diberikan oleh para penatua di Yerusalem adalah merupakan good idea, namun yang terjadi dalam kehidupan Paulus adalah God’s idea.

Apa yang terjadi dengan Paulus ini benar-benar adalah perkara yang tidak menyenangkan. Huru-hara yang terjadi di sini sebenarnya terjadi karena salah sangka (ayat 29) dan tentu saja kita dapat menilai bahwa ini adalah suatu fitnahan yang sengaja dilakukan oleh orang yahudi di efesus (kis 19:9-10) karena dendam (perhatikan kisah selanjutnya).
Hal ini bisa saja terjadi karena manusia memiliki kecenderungan untuk mengikuti kata hatinya dibanding mengikuti sebuah logika & kebenaran.
Iblis menimbulkan keinginan dalam hati Hawa sehingga hawa memandang buah tersebut dengan keinginan. Melalui itulah Hawa jatuh dalam dosa.
Sebab itulah kita jangan mudah mengikuti kata hati (seperti kebiasaan beberapa org) namun kita harus menguji dengan kebenaran Firman Tuhan.

Bila kita selalu berfokus pada good idea yang kita miliki, maka hati-hati lah karena kita akan mudah untuk kecewa dan menjadi putus asa ketika God’s idea terjadi dan bertolak belakang dengan good idea yang kita miliki.

Amsal 16:9 : Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.

Good Idea adalah baik, namun God’s idea adalah yang terbaik. Apabila kita melanjutkan pembacaan Firman Tuhan dalam Kisah ini maka kita akan melihat bahwa pada akhirnya melalui satu kejadian ini Rasul Paulus mendapatkan pewahyuan dari pada Tuhan untuk bersaksi di Roma.

Kisah 23:11 : Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."

Pada suatu hari seorang wanita sedang membimbing keponakannya belajar.Tapi tidak seperti biasanya, kali ini keponakannya tidak bisa berkonsentrasi. Ternyata salah satu kelerengnya hilang. Tiba - tiba anak itu berkata, "Bi, bolehkah aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku ?"

Ketika bibinya mengizinkan, anak itu lalu berlutut di dekat kursinya, menutup matanya dan berdoa dengan sungguh - sungguh. Selesai berdoa dia bangkit berdiri dan melanjutkan pelajarannya.
Keesokan harinya, bibinya yang takut doa keponakannya tidak terjawab, dan dengan demikian akan melemahkan imannya, dengan khawatir bertanya, "Sayang, apakah engkau sudah menemukan kelerengmu?"
"Tidak, Bi" Jawab anak itu, "tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi."
Alangkah indahnya iman anak itu. Allah memang tidak selalu menjawab doa kita menurut kehendak kita, tetapi jika kita tulus berdoa, Dia akan mengambil keinginan kita yang bertentangan dengan kehendak-Nya
Oleh sebab itu, mari kita mengubah mind set menjadi seperti anak kecil ini.



ISI


Bagaimana agar God’s idea boleh senantiasa terjadi dalam hidup kita?

1. MEMINTA & MEMBIARKAN INTERVENSI ALLAH DALAM SELURUH HIDUP KITA

Salah satu bukti bahwa seseorang menginginkan adanya intervensi Allah adalah memiliki ketaatan kepada otoritas.
Hal ini juga dilakukan oleh Rasul Paulus (minggu lalu kita pelajari) ketika menaati himbauan para penatua di Yerusalem yang menjadi otoritas Paulus.

Mata kita selalu hanya dapat meihat sebagian dari sebuah rangkaian peristiwa, namun Tuhan melihat keseluruhan nya. Itulah sebabnya kita perlu meminta intervensi Allah.
Memilih untuk hidup percaya instead of kekuatiran harus menjadi keputusan kita. Karena apa ?
Mat 6:27 : Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Bukan berat Beban yang membuat kita Stress, tetapi lamanya kita memikul
beban tersebut. Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey
mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr."Ini bukanlah masalah
berat absolutnya, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya
memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya.Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Sekali lagi saya katakan pentingnya kita menaruh percaya kepada Tuhan dan membiarkan Dia berintervensi dalam hidup kita.
Banyak orang yang berdoa meminta intervensi Tuhan, namun ketika intervensi itu datang mereka tidak membiarkan itu terjadi, mereka memakai cara sendiri untuk menghadapi persoalan yang ada demi harga diri & keuntungan pribadi.

Mari kita katakan satu sama lain, “ Selalu ada Rencana Allah dalam setiap peristiwa !”.
Firman Tuhan mengatakan bahwa Dia lah Alfa & Omega (yang awal & yang akhir), bila kita mengamini ayat tersebut maka Dia juga yang menjadi Alfa & Omega dalam hidup kita. Artinya Dia lah yang memegang awal sampai akhir hidup kita. Jadi marilah kita membiarkan intervensi Yesus atas hidup kita.

Pengkhotbah 3:1, 11 : Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Mengerti bahwa waktu Tuhan adalah yang terbaik dan bahwa kita tidak pernah dapat meyelami pekerjaan Allah dalam hidup kita dari awal sampai akhir.


2. SENANTIASA MEMPERBESAR TAKARAN HATI KITA

Melalui kitab kisah Rasul ini kita dapat melihat bahwa Allah tidak pernah berhenti bekerja melalui kehidupan orang Kristen.
Visi Allah yang besar membuat tidak ada kata “SELESAI” selama kita hidup di dunia ini. Bahkan Takaran yang Allah berikan akan semakin besar dalam hidup kita.

Ada 2 pandangan yang berbeda dalam kehidupan orang kristen mengenai takaran tersebut, yaitu ada yang memandang sebagai beban dan ada yang memandang sebagai Anugrah.
Yang pertama akan berkata bahwa makin lama mereka melayani Tuhan makin besar beban yang Tuhan berikan dalam hidup mereka.
Yang kedua akan berkata bahwa makin lama mereka melayani Tuhan makin besar Anugrah yang Tuhan berikan dalam hidup mereka. Inilah spirit yang Rasul Paulus miliki dalam panggilannya.

Apa yang akan terjadi bila kita tidak sinkron dengan Allah? Bila kita tidak mau berkembang sedangkan Allah terus bergerak? Maka seperti anggur baru dalam kantong kulit yang lama, kantong tersebut akan terkoyak yang berarti akan berhenti dari Visi Allah karena tidak mampu menahan Anugrah Allah yang semakin mengembang.

Yes 54:2-3 : Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.

Saya percaya mengenai pemilihan & predestinasi Allah.
Efesus 1:4-5,11: Sebab di dalam Dia Allah telah memilih (chosen) kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dalam kasih Ia telah menentukan (predestinated) kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,
(11) Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan (predestinated) untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya—

Bahkan sejak ketika lahir Allah sudah menanamkan panggilan di dalam hidup kita. Melalui keluarga, lingkungan, pendidikan, & keahlian maka pada waktu Tuhan Ia membuat setiap kita menyadari panggilan Tuhan.
Sebab itu jangan pernah menyesali kondisi, keluarga, dan lingkungan dimana kita dibesarkan karena Allah punya panggilan dalam hidup saudara.
Ada yang sejak lahir ditanamkan karunia pemimpin..
Ada pula yang lahir dalam keluarga yang kaya & memiliki sense of business yang tinggi..
Ada yang lahir dengan intelektual yang tinggi..
Semuanya dipanggil Allah dengan cara & maksud yang unik untuk memperlengkapi gereja Tuhan.

Bahkan ada yang lahir dengan mata yang buta – Kita baca dalam Yohanes 9:1-3
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Yang perlu kita sesali dari masa lalu adalah DOSA kita, kehidupan kita yang tidak di dalam kebenaran. Selain daripada dosa & kesalahan kita, tidak ada yang perlu kita sesali. Melainkan marilah kita pakai semua masa yang telah kita lalui untuk memuliakan Tuhan.

Bila saudara ingin memiliki takaran hati yang besar, saudara perlu memiliki ketekunan & kesabaran.
Amsal 16:32 : Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.

Kalau kita adalah orang yg mudah tersinggung, mudah putus asa maka kita perlu bertobat karena saudara punya panggilan dan Tuhan belum selesai memakai hidup kita.
Katakan kanan kiri mu – Have a BIG Heart, man ¡